Pemkab Kubu Raya Dukung Upaya Restorasi Gambut

Info Gambar :

PROKOPIM KUBU RAYA-Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan pemerintah terus melakukan upaya pemulihan ekosistem gambut yang terdegradasi. Hal itu dilakukan guna mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut. Khususnya di Kabupaten Kubu Raya yang wilayah gambutnya sangat luas. 

“Bagaimana agar yang sudah terlanjur rusak itu bisa kita pulihkan. Adapun yang masih berpotensi terancam kerusakan, ini yang perlu kita kawal dan antisipasi supaya tidak terjadi kerusakan,” kata Muda Mahendrawan saat membuka kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) Penyusunan Rencana Aksi Bersama Model Restorasi Gambut Sistematis dan Terpadu pada Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Punggur Besar-Sungai Kapuas, Jumat (27/10), di Hotel Mercure Pontianak.

Muda menerangkan upaya restorasi gambut tidak saja dengan upaya-upaya teknis, tapi juga melalui pemberdayaan masyarakat. Di mana masyarakat diedukasi untuk bisa bertani di lahan gambut tanpa membakar. 

“Sehingga masyarakat tidak bingung mau ngapain. Lahan bisa dimanfaatkan dengan cara-cara yang bijak dan bisa menumbuhkan ekonominya,” jelasnya. 

Muda mengungkapkan forum diskusi yang digelar Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI itu secara khusus membahas upaya optimalisasi restorasi gambut di KHG Sungai Punggur Besar-Sungai Kapuas. Di mana diperlukan desain model kelembagaan serta kesepahaman dan kesepakatan para pihak untuk mengimplementasikan upaya restorasi gambut dalam satu program rencana aksi bersama. 

“FGD ini intinya untuk membahas bagaimana mengejar model yang terkait dengan restorasi gambut terutama di KHG Sungai Punggur-Sungai Kapuas,” ujarnya. 

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRGM RI Suwignyo Utomo menuturkan, FGD yang digelar pihaknya bertujuan mengkonsolidasikan berbagai pihak di dalam upaya restorasi gambut, terutama di Kabupaten Kubu Raya. Karena itu, ke depannya berbagai pihak harus bisa saling berkoordinasi dan berintegrasi agar restorasi gambut dapat terus dilakukan. 

“Menjaga gambut itu menjadi upaya berbagai pihak secara bersama-sama. Sejak 2022 kita sudah membangun kesepahaman dan upaya apa rencananya. Nah, kita berharap paling tidak melalui forum FGD ini masing-masing pihak bisa merumuskan rencana aksi apa yang akan dilakukan terkait dengan menjaga lingkungan gambut. Selain itu apa bentuk kelembagaan yang pas agar kolaborasi berbagai pihak ini bisa berjalan,” tuturnya. 

Suwignyo memaparkan di Kubu Raya sejak tahun 2017 telah dilakukan sejumlah upaya. Dari membangun sekat kanal, sumurbor, revegetasi, revitalisasi ekonomi, desa-desa peduli gambut, hingga kader-kader petani gambut yang sudah dilatih dan punya demplot-demplot percontohan. Hal itulah, menurutnya, yang diharapkan dapat dioptimalkan bersama agar bencana lingkungan kebakaran mulai bisa dikurangi. 

“Kebakaran itu kan karena perilaku manusia dan juga kering kondisi alamnya sudah berubah. Karena itu kita berharap selain upaya teknis, juga upaya sosial di mana desa pun harus berpartisipasi dalam menjaga gambut dengan menggunakan dana desa. Kemudian sumber daya manusia kader-kader sekolah lapang petani gambut harus bisa memberi contoh petani yang lain agar bertani di gambut itu bisa tanpa membakar. Bisa dengan menggunakan nutrisi tanaman alami dari Kalimantan Barat,” terangnya. (Rio)

JARINGAN SKPD