- Muda Mahendrawan lahir di Pontianak tanggal 17 Agustus 1970. Putera dari pasangan Prof. H. Mahmud Akil, S.H. dan Hj. Sri Puspitawati. Ayahnya merupakan Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak pada 1991-1999, yang merupakan universitas terkemuka di Kalimantan Barat. Muda menyelesaikan studi Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Untan Pontianak tahun 1994 dilanjutkan dengan Pendidikan Spesialis Magister Notariat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta 1995-1998. Sebelum menjabat sebagai bupati, sehari-sehari berprofesi sebagai Notaris dan PPAT yang berkantor di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya (dahulu bernama Kabupaten Pontianak sebelum pemekaran) Kalimantan Barat sejak Juni 1998.
- Pada tahun 2004 melahirkan gagasan pembentukan Kabupaten Kubu Raya untuk dimekarkan dari Kabupaten Pontianak sebagai daerah induk ketika itu. Dan pada Juli 2007 Kabupaten Kubu Raya resmi terbentuk dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Kubu Raya di Provinsi Kalimantan Barat.
- Dilantik sebagai bupati petama Kubu Raya pada tanggal 17 Februari 2009, setelah memenangkan pemilihan umum langsung kepala daerah tahun 2008 dari jalur independen dengan menggandeng Andreas Muhrotein sebagai wakilnya. Dan menjadi bupati independen pertama yang berhasil terpilih di Indonesia ketika itu.
- Pada masa awal kepemimpinannya, Muda Mahendrawan melakukan gebrakan langkah terobosan dengan mereformasi kebijakan anggaran APBD Kubu Raya yang lebih diarahkan pada program menyentuh langsung kebutuhan rakyat banyak.
- Langkahnya membatalkan anggaran jatah pembelian fasilitas mobil dinas bupati dan wakil bupati yang dialihkan untuk pembelian motor bidan-bidan desa, dan tidak menganggarkan pembangunan rumah jabatan bupati dan wakil bupati hingga tahun terakhir jabatannya untuk menambah anggaran perbaikan sekolah-sekolah rusak berat, puskesmas, pustu, polindes, dan pengembangan pertanian beras lokal menjadi contoh terobosan keberpihakan yang nyata.
- Di bidang pertanian, Muda juga membuat kebijakan bagi para PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya wajib membeli beras petani Kubu Raya. Serta program mekanisasi di sektor pertanian dengan program pembelian handtractor. Selain di bidang pertanian, Muda juga membuat gebrakan kebijakan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Ia mengusahakan e-KTP yang penuh manfaat. Saat itu pihaknya berusaha secara maksimal untuk menyukseskan program e-KTP selama tiga bulan. Menurutnya dengan adanya e-KTP, dapat mempermudah program pemerintah karena dapat diketahui usia, jumlah penduduk, dan jumlah kemiskinan. Selain itu pelayanan kesehatan dan pembagian raskin menurutnya akan lebih cepat diusahakan.
- Prestasi menonjol dan berintegritas selama menjadi bupati periode 2009-2014 :
- Tahun 2011 Kubu Raya mendapat peringkat pertama secara nasional penilaian KPPOD Pusat kategori Perda Terbaik yang dinilai baik dalam pelayanan perizinan dan investasi.
- Tahun 2012 Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kubu Raya berhasil masuk nominasi lima besar nasional dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Hal ini merupakan sebuah prestasi luar biasa untuk sebuah kabupaten yang baru terbentuk.
- Akhir tahun 2012 terpilih sebagai salah satu dari tujuh bupati/wali kota terbaik dari 497 kabupaten/kota se-Indonesia versi Majalah Tempo “Bukan Bupati Biasa”. Karena dinilai banyak terobosan dan inovasi kebijakan yang pro rakyat.
- Pada pilkada tahun 2013, Muda kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Kubu Raya dengan menggandeng Suharjo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kubu Raya. Ia kembali memilih jalur independen untuk bersaing dengan dua kandidat bupati lain. Namun sayang, waktu itu ia harus mengaku kalah dan menyerahkan tongkat kepemimpinan Kubu Raya kepada pasangan Rusman Ali-Hermanus, sebagai Bupati/Wakil Bupati kedua Kubu Raya.
- Lima tahun berselang, Muda kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Kubu Raya pada pilkada tahun 2018. Penuh percaya diri kali ini ia menggandeng politikus kawakan PDI Perjuangan, Sujiwo. Muda-Jiwo, dengan didukung enam partai politik akhirnya memenangkan kompetisi pilkada 2018, dan kembali menjabat sebagai Bupati Kubu Raya.
- Dengan semangat motto “Berlari lebih Kencang, Berproses lebih Cepat, Bertindak Lebih Nyata-Dari Kubu Raya untuk Indonesia”, bermaksud mengajak rakyat untuk membuktikan bahwa keberadaan Kabupaten Kubu Raya tak boleh menjadi beban bagi negara dan bangsa. Sebaliknya Kubu Raya harus mampu berkontribusi besar dan menjadi bagian penting dari Indonesia.
- Program Kemandirian Pangan menjadi fokus kebijakan utama. Kebijakan pro rakyat di bidang pendidikan dengan menggulirkan program Biaya Operasional Sekolah Daerah atau Bosda serta pemberian baju seragam gratis di tahun ajaran baru yang produksinya dilakukan oleh para penjahit lokal Kubu Raya. Kebijakan ini berdampak percepatan menurunnya angka anak putus sekolah di Kubu Raya sekaligus semakin bergeraknya ekonomi rakyat. Di sektor kesehatan Muda memperkuat Pelayanan Puskesmas Rawat Inap, Pustu dan Polindes di tiap kecamatan dan Program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), serta kebijakan menghapus pungutan retribusi dalam pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, pustu, dan polindes. Selain itu ia juga mengadakan program Selasa-Jumat (Salju) Terpadu. Salju Terpadu adalah layanan kesehatan jemput-bola yang langsung menyasar rumah tangga-rumah tangga warga. Program Salju Terpadu berhasil masuk sepuluh besar ajang Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2020 yang digelar Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia. Kubu Raya menjadi satu-satunya kabupaten wakil dari Pulau Kalimantan. Oleh pemerintah pusat, program ini dinilai sebagai program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat khususnya di bidang kesehatan. Menjadi upaya mempercepat target 12 indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam menurunkan angka kematian ibu dan balita (AKI-AKB) serta stunting. Di bidang pelayanan perizinan, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dilaksanakan bahkan terintegrasi secara daring (online), sehingga mempermudah dan mempercepat proses izin-izin usaha, yang berdampak meningkatnya kegiatan investasi dan perputaran ekonomi di Kubu Raya. Sektor program pemberdayaan perempuan dan keluarga tak luput dari perhatiannya. Karenanya, sering terlibat aktif bekerja sama dengan berbagai organisasi yang bergiat di pemberdayaan perempuan dan banyak mendesain kebijakan yang mengarahkan sasaran kegiatan kepada kelompok-kelompok perempuan dan ibu-ibu rumah tangga.
- Pernikahannya dengan Rosalina dikaruniai tiga orang anak. Yaitu sepasang anak kembar perempuan yang diberi nama Mahesa Maura dan Mahesa Mauri, serta seorang anak laki-laki yang diberi nama Muda Maestro Junior.
Download Foto Bupati disini