Kurangi Risiko Bencana, Sekda Yusran: Perkuat Kolaborasi Pentahelix

Info Gambar :

PROKOPIM KUBU RAYA - Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam menyebut pentingnya upaya untuk terus membangun kesadaran masyarakat terhadap pengurangan risiko bencana. Sebab kebanyakan bencana tidak dapat diprediksi dengan tepat mengenai waktu maupun tingkat kerusakannya. Untuk membangun kesadaran itu, Yusran menyatakan perlunya memperkuat kolaborasi antarsemua unsur pentahelix, mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, hingga media massa. 

“Bencana itu tidak akan bisa dihentikan. Namun kita bisa berupaya mengurangi risiko dan dampak dari sebuah bencana. Terutama dalam hal meminimalkan kerugian baik kerugian korban jiwa, kesehatan, materi, infrastruktur, dan ekonomi,” kata Yusran Anizam usai menghadiri puncak acara Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2023 di Hotel Claro, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Jumat (13/10). 

Yusran menilai kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana sangat penting. Sebab menjadi forum konsolidasi seluruh pemangku kepentingan kebencanaan di semua level pentahelix. 

“Dalam forum PRB ini, kesadaran pengurangan risiko bencana digelorakan dalam rangka membangun kesadaran masyarakat terhadap pengurangan risiko bencana,” ujarnya. 

Yusran mengungkapkan Kabupaten Kubu Raya sendiri memiliki kerawanan terhadap bencana hidrometeorologi. Di mana dengan memiliki iklim tropis, kerap terjadi perubahan cuaca, suhu, dan arah angin yang cukup ekstrem. Curah hujan yang tinggi membuat rentan banjir dan di saat yang lain, yakni saat kemarau, rentan akan bencana kebakaran hutan dan lahan.

“Risiko bencana di Kubu Raya ini kebakaran hutan dan lahan, banjir, dan angin kencang serta puting beliung. Karena itu, perlu memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana antisipatif, responsif, dan adaptif menghadapi bencana,” tuturnya. 

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengungkapkan per 13 Oktober 2023 telah terjadi sebanyak 3.138 kali bencana di Indonesia. Jika dirata-ratakan dengan jumlah hari dari awal tahun, sebutnya, maka dalam sehari ada 10-12 kali bencana di Indonesia. 

“Jadi memang di satu sisi kita tinggal di wilayah yang kaya raya sumber daya manusia, tapi di sisi lain juga harus sadar bahwa kita tinggal di daerah bencana. Karakteristik Indonesia bencananya banyak. Semua bencana yang ada di dunia itu ada di Indonesia,” kata Suharyanto. 

Pada kesempatan itu Suharyanto mengingatkan arahan Presiden Joko Widodo yang intinya meminta titik berat penanganan bencana kepada upaya pencegahan. 

“Bahwa kalau sudah terjadi itu sia-sia dan mahal upaya untuk penanganannya. Lebih baik kita melakukan upaya pencegahan atau mitigasi,” ujarnya mengutip Presiden Joko Widodo.  

Suharyanto menuturkan kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana bertujuan untuk mengingatkan seluruh komponen bangsa terkait pentingnya penanganan bencana. 

“Mudah-mudahan kegiatan ini bermanfaat bagi kesiapsiagaan kita di dalam menghadapi bencana di masa yang akan datang. Kita harus selalu siap sedia karena bencana itu sifatnya selalu berulang dan di kemudian hari tentu saja itu bisa terjadi lagi,” ucapnya. (Rio)

JARINGAN SKPD